Jumat, 13 November 2009
JANGAN MENCURI
A. Pengantar
Tujuan Tuhan dengan memberikan perintahNya adalah supaya kita diberkati. Semua peraturan dan hukum atau perintah yang Tuhan berikan kepada kita hanya ada satu alasan supaya hidup kita diberkati dan keadaan kita baik. Oleh sebab itu ikuti aturan main Tuhan. Jika Tuhan bilang ”Jangan Mencuri” ya kita tidak boleh mencuri.
B. Perintah ke 8 : Keluaran 20:15 ”Jangan Mencuri”
Mencuri adalah tindakan seseorang yang mengambil hak milik yang bukan miliknya secara sah. Atau dengan perkataan lain mengambil hak orang lain tanpa sepengetahuan si pemiliknya. Mencuri itu tidak diperbolehkan, alasannya karena mencuri adalah tindakan mengambil hak milik orang lain tanpa sepegetahuan dan tanpa seijin dari si pemiliknya, merugikan orang lain. Mencuri itu ada dua kategori, yaitu: pertama Mencuri secara aktif dan kedua Mencuri secara pasif.
1. Mencuri secara aktif
Mencuri secara aktif yang berhubungan dengan hak milik orang lain. Secara materi seperti mencuri HP, makanan, pakaian, buku, dll. Mencuri yang yang berhubungan secara non materi, yaitu sesuatu yang tidak kelihatan. Misalnya mencuri waktu; ini sering terjadi pada waktu kerja dikantor. Pada waktu kita masuk kerja kita terlambat, terus kita pulang kerja belum waktunya pulang kita sudah pulang duluan tanpa sepengetahuan bos. Mencuri dalam bidang rohani; ”Jangan ada Allah lain dihadapanKu”, artinya Tuhan tidak mau ada siapapun yang menempatkan dia sebagai posisi yang pertama dalam bidang rohani. Kalau kita menempatkan hal yang lain melebihi Allah maka dengan begitu kita tanpa sadar bahwa kita telah mencuri kemuliaan Allah, mencuri posisi Allah dalam hidup kita. Oleh sebab itu berhati-hatilah terhadap pelayanan yang membuat kita bisa meninggikan diri. Mencuri waktu yang seharusnya waktu untuk melayani dan memuji Tuhan, untuk menyembah dan beribadah dan itu sering kali kita pakai untuk diri kita sendiri.
Kita harus menyediakan waktu yang khusus untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Mungkin melalui saat teduh, doa pagi, baca Alkitab, memuji, menyembah dan melayani. Tapi sering kali kita tidak sadar bahwa kita telah gunakan waktu itu habis-habisan untuk diri kita dengan mencari uang, dan hobby kita. Termasuk tidak membayar perpuluhan. Tuhan mau bahwa kita menyadari akan kesalahan kita saat ini.
2. Mencuri secara pasif
Mencuri secara pasif misalnya menemukan tas atau dompet orang lalu kita mengambil serta memakainya padahal kita tahu bahwa itu milik orang lain. Kita menerima uang kembali yang lebih ketika kita belanja dan uangnnya itu sering kali kita anggap sebagai berkat maka hal itu kita sudah merugikan orang lain. Dan apabila kita berhutang kepada seseorang dan berjanji untuk membayarnya dan akhirnya kita tidak membayarnya tepat pada waktunya maka kita pun sudah termasuk juga mencuri walaupun tidak aktif. Kalau kita berutang dan janji harus dibayar. Dalam membayar gaji kepada orang dikantor tetapi sudah lewat waktunya dan diulur-ulur itu pun sudah termasuk mencuri hak seseorang.
C. Mencuri adalah karakternya iblis
Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. (Yohanes 10:10)
Tuhan melarang kita untuk mencuri karena mencuri itu karakternya iblis. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok. (Yoh 10:1).
Yesus mengumpamakan dirinya seperti pintu dan fungsi pintu untuk orang yang masuk dan keluar. Kalau kita tidak masuk melalui pintu dan keluar dengan melompat jendela dan lompat pagar itu diumpamakan seperti pencuri. Pencuri disejajarkan dengan kejahatan dan dosa yang lain, ”Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan” (Mark 7: 21-22).
Mencuri itu menajiskan orang. Posisi seorang pencuri sama dengan kejahatan yang lain, yang sumbernya dari dalam hati. Hati semua manusia yang belum diperbaharui cenderungnya ingin mencuri dan dosa yang lainnya. Alasan pertama orang mencuri karena terpaksa, kekurangan. Apakah semua orang yang terpaksa dan kekurangan itu harus mencuri, itu bukan jawabannya. Karena banyak orang yang berkelimpahan pun masih tetap mencuri.
Alasan kedua adalah bahwa orang mencuri karena orang itu tidak merasa puas dengan apa yang ada dalam dirinya. Makanya kalau hidup kita merasa tidak puas akan memiliki kecenderungan untuk mencuri dengan berbagai macam cara bentuknya. Puas disini seseorang bisa bersyukur dengan berkat yang ia terima.
D. Solusinya untuk tidak mencuri lagi
1. Kita harus menjadi manusia baru.
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (2 Korintus 5:17). Kalau usaha manusia lama kita untuk tidak mencuri maka akan tetap saja gagal. Taurat tidak dapat menyelesaikan masalah dosa manusia karena manusia tidak dapat melakukan Hukum Taurat secara sempurna dan Yesus datang dan tidak ada yang bisa masuk sorga kalau diukur secara Taurat. Oleh sebab itu Yesus datang ke dalam dunia untuk mati mengantikan hukuman dosa kita. Ingat! Kita adalah orang yang pernah mencuri. Mencuri adalah dosa dan kita yang pernah mencuri seharusnya dihukum oleh Allah. Namun Allah telah memberikan solusi bagi kita di dalam Yesus untuk memperoleh pengampunanNya menjadi manusia baru. Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. (Efesus 4:28)
Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi. Masalahnya adalah apakah pikiran, mentalitas, cara pandang kita sudah diperbaharui u belum bahwa ”tanpa mencuri saya yakin saya diberkati.” Jika kita hidup diberkati oleh Tuhan mengapa masih juga mencuri, itu tandanya belum menjadi manusia baru.
2. Mengucap syukur, memiliki rasa puas dengan berkat yang diterima.
Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan ... I Tim 6: 6-12.
Belajar mengucap syukur dengan apa yang Tuhan berikan kepada kita, apapun yang Tuhan berikan merupakan rahasia kita untuk bisa merasa puas dalam hidup ini. Memiliki rasa puas terhadap berkat Tuhan akan membuahkan keuntungan dalam hidup kita. Inilah gambaran sebuah doa bagaimana Tuhan menginginkan supaya kita merasa puas dan bersyukur dengan apa yang kita terima. Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku. (Amsal 30:7-9)
3. Miliki iman bahwa Tuhan kita sanggup untuk memelihara kita.
Kalau kita mau bertahan untuk tidak mencuri karena kita tahu bahwa kekurangan kita hanya sebuah proses yang harus kita lalui seperti dipadang gurun. Oleh sebab itu, kita mesti mempunyai iman dan menyadari bahwa Tuhan itu sanggup memelihara kita. "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" (Wahyu 7:1-3). Tuhan memateraikan umat pilihanNya.
I Raja-raja 17 :7-17.
Dalam keadaan kritis dan tidak punya apa-apa lagi seperti yang dialami oleh janda di Sarfat, ia datang pada seorang hamba Tuhan yang namanya Elia, seorang nabi Allah. Nabi Elia katakan berilah dahulu maka percayalah bahwa kamu akan menerima yang kamu butuhkan, Tuhan akan melakukan dan memelihara sepanjang hidupmu. Beriman dalam kondisi kekurangan, itu penting. Tuhan sanggup memelihara kita. Oleh sebab itu, janganlah mencuri. Tuhan sanggup memberkati kita dengan caraNya sendiri, jangan pakai alasan manusia lama kita. Lakukan sesuatu dalam keadaan kesulitan seperti apapun tetap utamakan Tuhan, berikan terlebih dahulu kepada Tuhan kalau saudara ingin melihat pemeliharaan dan mujijat terjadi dalam hidupmu. Ketaatan kita akan mengalirkan berkat Tuhan dan kita tak akan pernah kekurangan. Orang sungguh-sungguh kepadaNya maka Tuhan tidak akan menelantarkan hidupnya. Orang yang berani melakukan, melayani dan mengutamakan Tuhan maka semuanya akan ditambahkan (Mat 6:33).
D. Penutup
Kekurangan kita bukan alasan untuk tidak dapat memberi, teladani si janda Sarfat. Percaya bahwa Allah sanggup memelihara hidup kita. "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"
Inilah proteksi Tuhan terhadap hamba-hambaNya. Tuhan itu adalah penjaga yang kuat atas orang percaya termasuk Tuhan juga menjaga dan melindungi dalam bidang ekonomi maupun dibidang-bidang kehidupan kita yang lain.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
mantapp
BalasHapus