Jumat, 13 November 2009
ALLAH YANG CEMBURU
A. Pengantar
Sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu, supaya jangan bangkit murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka bumi. (Ulangan 6:15; bandingkan & lihat Ulangan 6: 1-25)
Allah kita adalah Allah yang cemburu. Kata cemburu ini tidak pernah kita jumpai antara majikan dan hamba, juga tidak pada hubungan antara guru dan muridnya. Kata cemburu ini biasanya kita jumpai antara pasangan suami-istri atau sang kekasih yang sedang berpacaran yang memiliki hubungan intim dan dekat. Tidak mungkin seorang suami ketika melihat istrinya berhungungan gelap dan berpelukan dengan pria lain ia akan berkata “oh puji Tuhan”. Jika itu ada maka suami tersebut perlu dicurigai. Alkitab menggambarkan bahwa Yesus adalah mempelai laki-laki sedangkan gerejaNya yaitu saya dan saudara adalah mempelai wanita.
2 Korintus 11: 2-3
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
B. Ia menginginkan kita supaya kita mengutamakan Dia diatas segala-galanya.
Inilah kerinduan Allah yang menyatakan bahwa Dia sebagai mempelai laki-laki dan kita sebagai kekasihNya sang mempelai perempuan, ungkapan kerinduanNya terhadap kita, yaitu: Ia menginginkan kita supaya kita mengutamakan Dia diatas segala-galanya.
Jika kita sebagai seorang suami, sehebat apapun istri kita dalam mencari duit maka seorang suami tetap menginginkan istrinya secara pribadi, bukan mengutamakan duitnya – berkatnya. Demikian juga sebaliknya, sepintar-pintarnya seorang suami dalam mencari duit maka tetap saja istrinya akan mendambakan suami dan kekasihnya bukan duit dan harta bendanya. Begitu juga dengan Tuhan kita. Oleh sebab itu jangan sampai berkat Tuhan yang kita terima menggeser posisi Tuhan dalam hidup kita.
Berkat Tuhan itu ada 3 yaitu berkat rohani, jiwani, dan ketiga adalah berkat keselamatan hidup kekal selama-lamanya. Percaya Yesus itu merupakan jaminan mutlak untuk memperoleh berkat Tuhan. Berkat yang pertama tidak bisa diganti dengan apapun juga. Berkat jiwani itu merupakan sukacita, damai sejahtera serta kepuasan. Kesembuhan dan kesehatan. Berkat materi misalnya rumah, kendaraan, makanan, kedudukan dan jabatan pun jangan sampai menggeser posisi Tuhan dari hidup kita. Tuhan mau dalam hidup ini kita mengutamakan Dia diatas segala-galanya.
Ketika hidup kita diberkati Tuhan maka diharapkan akan membuat kita semakin meninggikan Tuhan, semakin mengutamakan Tuhan diatas segala-galanya. Tempatkan Dia pada tempat atas dalam hidup kita jangan yang lain! Baik pada waktu kita diberkati, pada waktu kita belum diberkati, pada waktu kita sehat, pada waktu kita sakit dan Tuhanlah yang paling atas yang harus ada di dalam hidup kita.
Jika kita meninggikan Yesus sama saja kita sudah meninggikan Bapa. Jika kita ingin melihat wajah Tuhan tersenyum dalam hidup kita maka jangan buat Dia cemburu. Allah yang kita sembah adalah Allah yang cemburu. Dia cemburu karena Dia sayang dan mengasihi kita mempelai perempuanNya.
Satu hal yang sederhana bahwa Tuhan minta daripada kita satu minggu satu hari untuk menikmati waktu bersama dengan Tuhan. Ia rindu kita intim dengan kita. Orang yang mengasihi Allah adalah orang yang akan menggunakan satu hari untuk tidak bekerja, tapi untuk beribadah kepada Tuhan. Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu. Keluaran 16: 26. Yang artinya jika kita bekerja pada hari ketujuh maka hal itu tidak ada berkatnya, walaupun kita mendapatkan berkat akan datang berbagai masalah. Tetapi ketika pada hari ketujuh ada dari bangsa itu yang keluar memungutnya, tidaklah mereka mendapatnya. Sebab itu TUHAN berfirman kepada Musa: "Berapa lama lagi kamu menolak mengikuti segala perintah-Ku dan hukum-Ku? Perhatikanlah, TUHAN telah memberikan sabat itu kepadamu; itulah sebabnya pada hari keenam Ia memberikan kepadamu roti untuk dua hari. Tinggallah kamu di tempatmu masing-masing, seorangpun tidak boleh keluar dari tempatnya pada hari ketujuh itu." (Keluaran 16:27-29) Hari ketujuh bagi kita saat ini adalah hari Minggu.
C. Penutup
Allah kita yang kita sembah memperkenalkan diriNya kepada Musa “I am that I am”, Aku adalah Aku. Aku tidak bergantung terhadap kamu dan tidak bergantung kepada apapun. Kalau kita manusia adalah makluk sosial yang hidup saling bergantung satu sama lainnya.
Jangan membuat Allahmu cemburu, taati hukum taurat dengan menguduskan hari sabat. Jika kita melakukanya dengan setia maka tidak ada persoalan apapun dalam hidup kita yang tidak bisa diatasi. Cintamu kepada Tuhan Yesus Kristus yang kita sembah mengalahkan segala persoalan hidup yang kita hadapi.
Utamakan Dia diatas segala-galanya, kalau kita bisa melakukannya dalam hidup kita maka hidup ini akan lebih mudah. Oleh sebab tidak ada satu masalah pun yang tidak dapat diatasi oleh Tuhan, segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar